www.pidato kuliah tujuh menit.com
Saudaraku kamu Muslimin!
Setiap hari
kita sering mendengar orang mengatakan “SAYA TELAH BERIMAN”, dan saya
mempunyai keyakinan andapun pernah mengucapkannya. Tetapi persoalannya
akan lain bila pernyataan yang diucapkan tidak sesuai dengan ciri orang
beriman. Karena iman bukan sekedar kata tetapi dilanjutkan dengan
tindakan nyata sesuai dengan ciri orang beriman. Oleh karena itu harus
disadari bahwa pernyataan keimanan bukanlah masa sederhana karena ia
pasti mendapat ujian. Kali ini “kuliah tujuh menit bagi orang awam” akan membahas “ LIMA UJIAN KEIMANAN” tidak apa kita membahas secara ringkas yang penting “biar sedikit asal faham”Pada
tempatnya kita memulai dengan ucapan “Segala puji bagi Allah yang Maha
mengetahui dan Maha Melihat hamba–hambaNya. Maha Suci Allah yang telah
menjadikan di langit bintang-bintang, dan menjadikan pula padanya
matahari dan bulan yang bersinar. Ya, Allah curahkanlah rahmat kepada
nabi pembawa rahmat, hidayah dan nikmat yang melimpah. Lisannya jujur
dalam menyampaikan wahyu dengan ungkapan yang paling indah. Telinganya
adalah kebaikan yang menerima wahyu, lalu menyusunnya dengan isyarat
yang amat lembut dan curahkan juga rahmat kepada keluarga dan
sahabatnya serta para pengikutnya.
Berkenaan dengan ujian bagi orang beriman, Allah swt berfirman, “Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami
telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami
telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, (Qs Al Ankabuut : 2-3)
Dengan pernyataan ini jelas bagi kita setiap orang yang menyatakan
beriman pasti akan diuji. Ujian ini dalam berbagai bentuk, dan Allah
Maha bijaksana memberikan ujian selaras dengan tingkat keimanan
hambanya. Makin tinggi tinggi tingkat keimanan seseorang maka makin
tinggi pula ujian yang akan diberikan Allah. Yang paling berat mendapat
ujian dalah para nabi, Dalam sebuah hadits dijelaskan,” Manusia yang
paling berat cobaannya ialah para nabi, kemudian orang-orang sholeh
kemudian manusia dibawahnya, lalu yang dibawahnya. Seseorang menerima
cobaan selaras dengan agamanya. Jika agamanya kuat, maka ditambahkan
cobaan untuknya.”Ujian bagi orang beriman sepanjang masa dan
berlaku umum adan 5 hal yang pasti ada disekitar kita bahkan kita
sendiri pernah mengalaminya. Rasulullah saw pernah menjelaskan: “Orang beriman berada pada lima hambatan:
1. Orang beriman yang mendengkinya,
2. Orang munafiq yang membencinya,
3. Orang kafir yang memeranginya,
4. Setan yang menyesatkannya, dan
5. Hawa nafsu yang memeranginya.” (HR. Abu Bakar bin La’al dari Anas ra).Hadits
ini menunjukan rintangan yang bakal dihadapi bila kita menyatakan telah
beriman. Apabila ia berhasil dalam melewati rintangan-rintangan
tersebut selamatlah ia di dunia dan akhirat. Sebaliknya apabila gagal
dalam menaklukan ujian tersebut maka suramlah masa depannya baik di
dunia apalagi di akhirat.
Mari kita uraikan satu persatu bentuk ujian diatas :
1. Orang beriman tapi pendengki.
Rasa dengki merupakan sebuah penyakit yang dapat menjangkiti anak
keturunan Adam. Baik ia orang yang beriman, apalagi orang munafiq dan
kafir. Orang beriman dapat terserang penyakit dengki terhadap mukmin
lainnya, biasanya dipicu oleh masalah duniawai yang sebenarnya sepele.
Seperti popularitas, harga diri, kedudukan dan masalah lain yang hanya
membuat hati menjadi kotor. Dalam hal ini Nabi saw bersabda: “Dua
ekor serigala yang lapar dilepas di kandang kambing tidak berakibat
fatal, manakala di bandingkan dengan kerakusan terhadap harta dan dengki
dalam diri seorang muslim. Sesungguhnya dengki benar-benar menelan
kebaikan sebagaimana api melalap kayu bakar.” (HR. Tirmidzi). Rasa
dengki memang dapat muncul dalam diri meskipin dia menyatakan orang
beriman. Namun, selama ia bisa mengingat kemudian ia luruskan hati
tersebut, maka tidaklah akan menimbulkan mudharat bagi orang lain. Jika
ia berlarut-larut memelihara perasaan negatip di dadanya, kemudian
timbul rencana yang keji untuk menjatuhkan saudara mukmin yang di benci
Kemudian ia membuat gambaran negatif, memfitnah, ghibah, menghalangi
geraknya, dan mencaci maki. Semua itu akan berujung pada hilangnya sikap
toleransi, gotong royong dan cinta terhadap sesama. Maka Nabi Muhammad
saw mewanti-wanti pada umatnya: “Cukuplah kejahatan manakala seorang
menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim terhadap muslim
lainnya wajib memelihara darah, kehormatan, dan hartanya.”(Hr Bukhari
& Muslim)2. Orang munafik yang membencinya. Ini
merupakan sunnatullah bahwa orang munafik akan senantiasa mengobarkan
kebencian kepada orang yang tidak sepaham dengannya, dan mereka yang
konsisten dengan ajaran agamanya. Orang yang memiliki sifat seperti ini
akan selalu mengadu domba saudara muslim, hanya untuk meninggikan atau
mengais keharuman di atas penderitaan orang lain. Kita dapat melihat
usaha-usaha orang munafik dalam melakukan makar dan menyebarkan fitnah
kepada Aisyah ra, dikalangan kaum muslimin. Semua itu bertujuan untuk
menjatuhkan martabat dan merusak nama baik Rasulullah saw. Di akhir
peristiwa, Allah sendiri yang menjelaskan kedustaan orang munafiq dan
menerangkan bahaya makar yang dibuat oleh orang munafiq. Allah swt
berfirman “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita)
perbuatan yang amat keji itu tersiar dikalangan orang-orang yang
beriman, bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan akhirat. Dan Allah
mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (An-Nuur: 19).
Sekarang aksi mereka lebih beragam, dalam rangka memukul mundur orang
beriman. Maka Nabi saw sekali-kali tidak pernah memberikan amanah kepada
orang munafiq, bila hal itu berhubungan dengan hajat hidup kaum
muslimin. Petunjuk diberikan Rasulullah Saw untuk mengidentifikasi
apakah seseorang termasuk orang yang munafik atau tidak : “Empat
perkara manakala seseorang memilikinya berati munafiq murni. Dan barang
siapa yang memiliki salah satunya, berati memiliki ciri-ciri munafiq
sampai dia melepaskannya. Empat per-kara itu; (1) apabila berkata dusta,
(2) apabila berjanji ingkar, (3) apabila mengadakan perjanjian
melanggar dan (4) apabila berbantah melampaui batas.” (HR. Ahmad).3. Orang kafir yang memerangi.
Orang kafir adalah mereka yang di luar Islam, sebagian besar mereka
senantiasa membenci dan memerangi orang beriman. Mereka menciptakan
kesan yang jelek pada Islam, sebagaiman pemuatan karikatur Nabi Muhammad
saw yang berisi penghinaan dan penistaan terhadap Nabi Muhammad saw.
Ini adalah sebuah bentuk kesengajaan, untuk memancing kemarahan dan
menyakiti hati kaum muslimin. Bagaimana peperangan yang mereka gelar
melalui perang budaya dan pemikiran (Ghazul fiker) sampai perang ekonomi
dan militer (invasi). Sejarah telah mencatat ba-gaimana bentuk
peperangan mereka, mulai dari masa Rasulullah saw, masa perang salib,
masa Daulah Usmani (pemerintahan Islam terakhir) di Turki bahkan sampai
sekarang. Kasus-kasus penghancuran sebuah pemerintahan Islam terakhir di
Turki, penyerobotan tanah air bangsa Palestina, invasi ke Irak,
penyerangan ke Afghanistan, Bosnia, Khasmir, Cechnya, kasus Maluku,
Poso, semua adalah wujud permusuhan orang kafir terhadap orang muslim.
4. Godaan Syaitan Menyesatkan.
Kita ketahui bersama bahwa syaitan adalah musuh utama yang telah
menyatakan gencatan senjata pertama kali di syurga. Namun sangat
disayangkan banyak dari kaum muslimin malah menjadikan syaithan menjadi
patner hidup dengan meminta bantuan lewat jasa dukun, tukang ramal dll.
Mereka lupa atau menutup diri dari sebuah firman Allah yang
menggambarkan bentuk permusuhan mereka (Iblis): “Iblis
menjawab, “Beri tangguh saya sampai waktu dibangkitkan”. Allah
berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh”.
Iblis menjawab, Karena engkau telah menghukum saya tersesat, saya
benar-benar akan (meng-halang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang
lurus.” (Qs. Al-A’raaf: 14-16). Seorang alim berkata:
Jalan Syaithan menyelinap kedalam hati manusia melalui sikap marah,
keinginan (angan-angan), tergesa-gesa, dengki, bakhil, sombong, dan
buruk sangka. Maka hendaknya orang beriman mewaspadainya.
5. Hawa Nafsu yang selalu memerangi.
Nafsu adalah sesuatu yang cenderung mengarah kepada keburukan, kecuali
nafsu yang telah diberi rahmat oleh Allah. Nafsu dalam diri adalah
sesuatu yang lebih sulit untuk dikendalikan, maka sudah menjadi
kewajiban kaum muslimin untuk menjaga nafsunya agar selalu berada pada
arah yang diridhoi Allah. Nafsu jika tidak terkendali akan merusak iman
dan bahkan dapat menghilangkan iman yang telah ada. Rasulullah saw
pernah menasehati seorang pemuda untuk mengendalikan nafsunya. Sebuah
hadits Abdullah bin Mas'ud r.a: diriwayatkan dari Al-qamah r.a katanya:
Aku pernah berjalan-jalan di Mina bersama Abdullah r.a. yang pernah
mendengar disabdakan oleh Rasulullah saw kepada kami: Wahai
golongan pemuda! Barangsiapa di antara kamu yang telah mempunyai
kemampuan yaitu lahir dan batin untuk menikah, maka hendaklah dia
menikah. Sesungguhnya pernikahan itu dapat menjaga pandangan mata dan
menjaga kehormatan. Maka barangsiapa yang tidak berkemampuan, hendaklah
dia berpuasa karena puasa itu dapat mengawal yaitu benteng nafsu.Demikianlah
5 ujian yang hampir tiap hari menguji kita baik secara lahir dan
bathin. Jika anda dapat memahami kemudian dapat melaksanakan dan jangan
lupa sampaikan kepada keluarga dan teman dekat. Anda selamat,
lingkungan kita selamat dan semuanya kita selamat.
Berbahagialah kita semua. Wallahu ‘alamu बीShowab
bet365 bet365 10cric 10cric 11bet 11bet 1xbet korean 1xbet korean 카지노사이트 카지노사이트 861
BalasHapusHow do you make money? - Make Money in Money In
BalasHapus3. Betting a good sport · 4. Make a bankroll หาเงินออนไลน์ · 5. Find the best sportsbook for making a deposit · 6. Find the best sportsbook for betting